Belanja Online, Positif atau Negatif?

Dipicu dengan dimulainya penyebaran Virus Corona pada tahun 2019 di seluruh dunia, yang kemudian dikenal dengan Covid-19, dan dinyatakan sebagai pandemic, hal tersebut mau tidak mau telah mengubah cara hidup dan kegiatan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya. Diawali dengan kepanikan yang tidak dapat dihindari, rasa takut dan khawatir akan terjangkitnya virus Covid-19 yang dapat menyebabkan kematian telah memaksa masyarakat untuk melakukan perubahan, mencari cara untuk tetap bertahan hidup dengan sesedikit mungkin bersentuhan dengan lingkungan sekitar.

Berbagai upaya medis dilakukan, seperti penggunaan masker, hand sanitizer, face shield, sarung tangan, bahkan penggunaan pakaian APD. Pelaksanaan system pendidikan, penyelesaian tugas kantor pun dipaksa untuk dapat dilakukan secara daring atau online dari rumah masing–masing. Tidak dapat dipungkiri dan kita pun telah menyaksikan sendiri begitu banyaknya orang yang meninggal disebabkan ganasnya virus tersebut, bahkan orang orang di lingkungan sekitar kita, tetangga, saudara, sanak keluarga telah berpulang dan meninggalkan kita.

Seiring berjalannya waktu, lambat laun ancaman virus Covid-19 telah mereda meskipun tidak pula dinyatakan berakhir, namun pada akhirnya justru cara hidup yang lebih sehat telah menjadi kebiasaan baru yang dilakukan oleh masyarakat. Saat ini, tiga tahun sejak dimulainya pandemic Covid-19 semakin kita rasakan adanya sisi positif yang terjadi dalam masyarakat, terutama dalam hal penggunaan teknologi internet. Saat ini masyarakat semakin melek teknologi. Seluruh lapisan masyarakat dari berbagai rentang usia dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan zaman. Segala kegiatan pun dilakukan dengan system daring, terlebih pemerintah telah menciptakan berbagai system aplikasi dalam kaitannya dengan pelayanan masyarakat, seperti halnya dalam pelayanan Pajak, BPJS, Layanan medis, dan lain sebagainya semua dilakukan secara daring atau secara online. Sehingga secara otomatis masyarakat pun harus mau belajar, mau memahami dan menerapkan teknologi internet dalam kehidupannya sehari–hari.

Bagi masyarakat di usia produktif, rasanya pemahaman teknologi ini lebih mudah diterima dengan baik sehingga kemudian bermunculanlah kreatifitas maupun inovasi di berbagai bidang. Salah satu hal yang paling menjadi sesuatu yang booming adalah semakin berkembangnya situs belanja online.

Belanja online atau belanja daring sendiri merupakan kegiatan pembelian barang dan jasa melalui media Internet. Melalui belanja lewat Internet seorang pembeli bisa melihat terlebih dahulu barang dan jasa yang hendak ia belanjakan melalui web yang dipromosikan oleh penjual. Kegiatan belanja daring ini merupakan bentuk  komunikasi  baru yang tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat dilakukan secara terpisah dari dan ke seluruh dunia melalui media notebook, komputer, ataupun handphone yang tersambung dengan layanan akses Internet.

Pada awalnya situs belanja online dengan berbagai platform yang saat ini tengah marak di Indonesia digunakan dengan maksud untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh kebutuhan hidup yang diperlukan, berbagai jenis kebutuhan mulai dari kebutuhan pokok seperti makanan, fashion, kebutuhan rumah tangga, furniture dan lain sebagainya semua dapat dengan mudah diperoleh melalui belanja online, yang lebih dikenal dengan istilah e-Commerce. Memang pada kenyataannya penggunaan e-Commerce sangatlah membantu, terutama pada masa pandemic.

“Orang jadi susah ke mana-mana sejak pandemi, apalagi jika memiliki anggota keluarga yang berisiko tinggi terinfeksi virus corona," jelas Lia dalam acara virtual Rumpi Bareng Lazada yang digelar Rabu (Kompas.com, 22/9/2021). "Pergeseran behaviour pasti ada. Dan tahun 2020 adalah tahun di mana bisnis e-Commerce mulai diakselerasi."

Saat ini penggunaan e-Commerce bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, namun semua lapisan masyarakat dalam berbagai usia, bahkan anak–anak usia Sekolah Dasar pun dapat dengan mudahnya menggunakan e-Commerce. Meningkatnya online shop di Indonesia hingga saat ini masih menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat khususnya anak muda yang identik dengan hal-hal instan tanpa mengeluarkan banyak tenaga dalam pemenuhan kebutuhan.

Lalu, seperti apakah dampak menjamurnya system e-Commerce pada masa sekarang ini terhadap perilaku masyarakat dalam berbagai lapisan dan usia yang beragam? Perlu adanya pengkajian akan sisi positif maupun negatif yang dapat ditimbulkan dari penggunaan system belanja online ini.

Dalam Kompasiana.com,  keuntungan dan dampak positif dari adanya online-shop antara lain adalah :

  • Belanja menjadi lebih praktis.
  • Bisa membandingkan harga dengan mudah dari satu online-shop ke online shop-lain.
  • Hemat tenaga dan waktu, tidak perlu berjalan dari satu toko ke toko lain untuk mendapatkan barang yang diinginkan.
  • Bisa mendapatkan barang dari mana saja, dari luar kota bahkan luar negeri.
  • Harga barang biasanya lebih murah.
  • Membantu perekonomian pedagang kecil.

Sementara itu dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari belanja online antara lain adalah :

  • Kualitas barang yang tidak sesuai dengan gambar
  • Barang yang diterima cacat atau rusak ketika barang dalam pengiriman.
  • Tidak bisa membedakan barang asli atau tiruan.
  • Sering terjadi penipuan, setelah uang ditransfer, barang tidak diterima.
  • Menimbulkan perilaku konsumtif.
  • Rentan aksi pemboboloan rekening jika pembayaran dilakukan melalui Internet.

Banyak hal yang harus kita cermati untuk menyikapi perilaku dalam penggunaan system belanja online, terutama dari sisi negatifnya. Disamping beberapa hal yang dikemukakan di atas, maka yang paling perlu diperhatikan adalah pengaruhnya pada anak–anak usia sekolah dasar maupun pada usia remaja. Adanya banyak kemudahan dalam system e-Commerce dapat menjadikan generasi muda malas bergerak, kurang menghargai masakan orang tua, konsumtif dan tidak bertanggungjawab dalam membelanjakan uang saku, dan berbagai hal negatif lain yang sangat mungkin timbul, sehingga sebagai orang tua sudah semestinya kita meminimalisir pengaruh–pengaruh negatif tersebut dengan berbagai cara yang kreatif untuk menjadikan generasi penerus yang berkualitas, berbudi pekerti, dan berakhlak tinggi.

(Rika Yuliastanti)



Tentang Penulis - Rika Yuliastanti
Dosen & Kaprodi
Dosen & Kaprodi

Rika Yuliastanti

Rika Yuliastanti, S.E., M.M., adalah seorang dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika, yang berdedikasi dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, serta memiliki sertifikasi pendidik, aktif mengajar pada program Studi Akuntansi STIE Mahardhika saat ini sedang menempuh program Doktor (S3 PSDM) di Universitas Airlangga - Surabaya.

Artikel Lainnya


Explor Your Next

Journey

Physiological respiration involves the meensure the composition of the functional residual.