Berserah Diri

Sejujurnya, awalnya saya sependapat dengan opini yang berkembamg bahwa fenomena Covid adalah produk senjata biologi hasil konpirasi. Satu tahun lalu saat Covid mulai pandemi, tulisan tulisan saya banyak mengulas tentang Covid sebagai produk konspirasi global yang dilakukan antara pihak AS, Yahudi, dan Cina.

Namun, belakangan saya banyak merenung dan akhirnya mengambil sikap untuk tak menyalahkan siapapun.

Covid sudah pandemi dan memakan korban begitu banyak. Tak terhitung teman dan kerabat yang gugur. Kekuatan mana yang bisa menggerakan virus begitu masif selain Sang Maha Kuasa?

Sekalipun mungkin sebabnya dimulai dari adanya sebuah motif konspirasi sekelompok orang atau sejumlah elite negara tertentu.

Tapi yang terjadi saat ini benar-benar mengecoh semua para ahli. Tak ada satupun ilmu pengetahuan dan ilmuwan yang bisa membendungnya.

Saya memandangnya ini adalah siklus ekosistem alam yang sedang bekerja untuk mengembalikan fungsi bumi kembali normal dan seimbang di kemudian hari sebagaimana pernah terjadi dalam sejarah umat manusis sebelumnya.

Alam terbentuk dengan ekosistim yang maha sempurna. Pergantian cuaca iklim, siang malam, mati hidup, adalah gambaran bagaimana ekosistem bumi ini (satu dari jutaan planet di Tata Surya) mempertahankan eksistensinya agar tetap hidup dan berfungsi memberikan sumber kehidupan yang cukup bagi tumbuhan, hewan dan manusia.

Air, api, tanah, udara, tak pernah berkurang dan berhenti menjalankan fungsinya masing masing agar ekosistim bumi terus berjalan.

Hewan dan tumbuhan tersedia cukup untuk umat manusia hidup sejahtra dan surgawi.

Keserakahan, kesombongan manusialah yang kemudian membuat ekosostem alam terganggu hingga timbul kelaparan, perang, konplik sosial, dan bencana alam.

Ekosistim alam semesta saat ini sedang bekerja lebih dari biasa melalui bencana alam dan penyakit demi menjaga kehidupan bumi dan isinya kembali seimbang.

Dan di hadapan kekuatan alam, manusia bukan siapa siapa. tak bisa apa-apa . Tak ubahnya seperti serangga, atau hewan lain yang bisa mati kapan saja serta dimana saja, bahkan bisa punah seperti punahnya sejumlah species mahluk lain yang pernah ada di muka bumi, demi keberlangsungan kehidupan jangka panjang bumi dan alam semesta.

Saat ini kita sedang menyaksikan sendiri kematian manusia bak hewan terkena racun, berjatuhan tanpa tangis kesedihan bahkan tanpa pengantar doa.

Inilah saat terbaik dan terindah untuk kita semua berserah diri kepadaNya dengan berserah diri yang sebenar-benarNya.

Get the feeling
Mr. Ten
Tentang Penulis - Uten Sutendy
Leadership Development
Leadership Development

Uten Sutendy

Uten Sutendy, karirnya sebagai penulis buku dimulai sebagai wartawan yang bekerja di beberapa media. Tahun 1990-an aktif sebagai wartawan di Media Indonesia. Kemudian hijrah ke Palembang dan Lampung Sumatera Bagian Selatan bekerja sebagai redaktur di Harian Umum Sumatera Expres dan Lampung Post, dua– duanya anak perusahaan Media Indonesia Group. Dunia broadcasting pun ditekuninya. Pada tahun 1995 saat menjadi Manajer Program pada Radio Kharisma FM Lampung, beliau mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (SETIAL)Bandar Lampung. Di tengah kesibukannya sebagai wartawan, dosen, penyiar, bersama teman- teman aktivis, penulis, dan akademisi, ia mendirikan Forum for Information and Regional Development Studies (FIRDES), sebuah forum diskusi untuk kajian pembangunan daerah.

Pada tahun 1994, ia mendapat undangan dari Kedutaan Besar Malaysia dan Brunei Darussalam untuk studi komparasi perkembangan Pers ASEAN. Kesempatan itu ia pergunakan juga untuk penelitian Kebud ayaan Melayu Baru di beberapa negara meliputi Brunai Darussalam, Malaysia, Singapura dan Pattani, sebuah wilayah komunitas Melayu Muslim di Thailand. Tahun 1995, pria kelahiran 04 April 1966 ini, kembali ke Jakarta, bekerja di beberapa media, diantaranya di Harian Umum Berita Yudha, Redaktur Majalah Ekonomi dan Agrobisnis, Tropis, sebelum kemudian aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) DKI Jakarta tahun 1998 sebagai sekretaris eksekutif dan di Kamar Dagang dan Industri (KADIN), serta di Ormas Nasional Demokrat (NASDEM). Kini sarjana filsafat dari UIN Jakarta ini aktif selain sebagai penulis buku, dosen, juga Presiden Direktur Media Komunika, perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultan media, public relation, publishing dan event organizer. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan yang dipimpinnya banyak menerbitkan buku-buku, majalah dan tabloid.

Buku-buku yang pernah ditulis dan disunting bersama teman-temannya, antara lain Editorial Kehidupan Surya Paloh (Pemilik Media Indonesia Group dan Metro TV), Kiat Sukses Menjadi Pengusaha (LP3I, Jakata 1998), Merumuskan Kembali Konsep Ke-Indonesiaan, Menuju Rekonsiliasi Politik, Budaya dan Restrukturisasi Ekonomi (Lembaga Pengkajian Strategis FKPPI 2001).

Buku-buku karya pribadinya ialah Kesetiaan, Kejujuran, dan Kesederhanaan untuk Bangsa (Suara Pembaharuan 2002), Perjuangan, Pemikiran dan Pengabdian Rahmat Shah (Konsul Kehormatan Republik Turki untuk Sumatera Utara dan Pemburu Internasional), Biografi Perjuangan Mutiara, Pengabdian dan Kesetiaan Tiada Akhir Isteri Seorang Pejuang (Media Komunika, Banten, 2007), dan Damai dengan Alam, Kearifan Hidup Orang Baduy (Media Komunika 2010), Bait Cinta di Tanah Baduy (Glow Communication, 2015), “Menguak Tabir Surga, Kumpulan Puisi”, 2017 (HW Project, Jakarta), “Menuju Jalan Baru”, 2016 (Citra Media Jakarta).

Explor Your Next

Journey

Physiological respiration involves the meensure the composition of the functional residual.