Manusia Bisa Punah

Sudah kita sampaikan puluhan kali di banyak group bahwa Covid tak akan bisa hilang dari kehidupan kita sebagaimana virus Flu, Pilek, TBC, dll. Yang pernah ada tak akan kembali.

Jadi, yang bisa bertahan itu yg memiliki daya tahan tubuh dan punya kemampuan tinggi beradaptasi.

Sebetulnya tak ada pengaruhnya dengan kebijakan negara membuat penyekatan. Yang diperlukan sekarang itu adalah membangun kesadaran baru di masyarakat untuk memiliki pola hidup sehat dan beradaptasi dengan siklus ekosistim bumi.

Ajak masyarakat balik ke akar. Mengembangkan dan mengkonsumsi herbal sembari menjalani hidup dengan prilaku utama "menanam" dan kurangi pola perilaku hidup "memanen".

Tanpa kemampuan beradaptasi manusia sebetulnya sama saja dengan hewan seperti serangga yang bisa mati kapan saja dan punah. Dan itu terbukti generasi manusia sebelumnya punah. Generasi manusia raksasa, manusia gua, manusia monyet (ber-ekor) dan spesies manusia zaman batu. Semua punah karena ketidak mampuan beradaptasi dengan kekuatan ekosistim alam. Seperti punahnya spesies hewan gajah Mamoth, Dinasaurus, Harimau bertaring panjang, Lele lokal, aneka jenis Burung dan Kadal, dan lain-lain, semua punah karena ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan alam.

Fenomena Covid sama dengan bencana banjir, longsor, musim dingin ekstrim, panas ekstrim, malaria, dan lainnya yang pernah terjadi memusnahkan kehidupan manusia di masa lalu. Dan itu tak akan ada yg bisa mencegahnya kecuali bisa sedikit saja mengurangi efeknya (dengan ilmu pengetahuan).

Jadi, gunakan anggaran yang besar dari Pemerintah untuk pemberdayaan kesadaran membangun pola hidup baru menanam dan beradaptasi dengan balik ke akar.

Get the feeling
Mr. Ten
26 Juli 2021
Tentang Penulis - Uten Sutendy
Leadership Development
Leadership Development

Uten Sutendy

Uten Sutendy, karirnya sebagai penulis buku dimulai sebagai wartawan yang bekerja di beberapa media. Tahun 1990-an aktif sebagai wartawan di Media Indonesia. Kemudian hijrah ke Palembang dan Lampung Sumatera Bagian Selatan bekerja sebagai redaktur di Harian Umum Sumatera Expres dan Lampung Post, dua– duanya anak perusahaan Media Indonesia Group. Dunia broadcasting pun ditekuninya. Pada tahun 1995 saat menjadi Manajer Program pada Radio Kharisma FM Lampung, beliau mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (SETIAL)Bandar Lampung. Di tengah kesibukannya sebagai wartawan, dosen, penyiar, bersama teman- teman aktivis, penulis, dan akademisi, ia mendirikan Forum for Information and Regional Development Studies (FIRDES), sebuah forum diskusi untuk kajian pembangunan daerah.

Pada tahun 1994, ia mendapat undangan dari Kedutaan Besar Malaysia dan Brunei Darussalam untuk studi komparasi perkembangan Pers ASEAN. Kesempatan itu ia pergunakan juga untuk penelitian Kebud ayaan Melayu Baru di beberapa negara meliputi Brunai Darussalam, Malaysia, Singapura dan Pattani, sebuah wilayah komunitas Melayu Muslim di Thailand. Tahun 1995, pria kelahiran 04 April 1966 ini, kembali ke Jakarta, bekerja di beberapa media, diantaranya di Harian Umum Berita Yudha, Redaktur Majalah Ekonomi dan Agrobisnis, Tropis, sebelum kemudian aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) DKI Jakarta tahun 1998 sebagai sekretaris eksekutif dan di Kamar Dagang dan Industri (KADIN), serta di Ormas Nasional Demokrat (NASDEM). Kini sarjana filsafat dari UIN Jakarta ini aktif selain sebagai penulis buku, dosen, juga Presiden Direktur Media Komunika, perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultan media, public relation, publishing dan event organizer. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan yang dipimpinnya banyak menerbitkan buku-buku, majalah dan tabloid.

Buku-buku yang pernah ditulis dan disunting bersama teman-temannya, antara lain Editorial Kehidupan Surya Paloh (Pemilik Media Indonesia Group dan Metro TV), Kiat Sukses Menjadi Pengusaha (LP3I, Jakata 1998), Merumuskan Kembali Konsep Ke-Indonesiaan, Menuju Rekonsiliasi Politik, Budaya dan Restrukturisasi Ekonomi (Lembaga Pengkajian Strategis FKPPI 2001).

Buku-buku karya pribadinya ialah Kesetiaan, Kejujuran, dan Kesederhanaan untuk Bangsa (Suara Pembaharuan 2002), Perjuangan, Pemikiran dan Pengabdian Rahmat Shah (Konsul Kehormatan Republik Turki untuk Sumatera Utara dan Pemburu Internasional), Biografi Perjuangan Mutiara, Pengabdian dan Kesetiaan Tiada Akhir Isteri Seorang Pejuang (Media Komunika, Banten, 2007), dan Damai dengan Alam, Kearifan Hidup Orang Baduy (Media Komunika 2010), Bait Cinta di Tanah Baduy (Glow Communication, 2015), “Menguak Tabir Surga, Kumpulan Puisi”, 2017 (HW Project, Jakarta), “Menuju Jalan Baru”, 2016 (Citra Media Jakarta).

Explor Your Next

Journey

Physiological respiration involves the meensure the composition of the functional residual.