PPKM Hentikan Saja, Vaksin dan Prokes Silahkan Jalan
Sebaiknya Pemerintah Indonesia segera menghentkan program PPKM karena gak ada gunanya lagi. Sebaiknya pemerintah pusat fokus saja menjalanlan prokes dan program vaksinasi.
Alasanya, selain kecenderungan pandemi saat ini sudah mulai menurun ke arah lebih baik, juga karena kondisi psikologis masyarakat sudah hampir mencapai puncak "memanas".
Kondisi ini sangat berbahaya bagi stabilitas politik nasional yang bisa menimbulkan gerakan kontraproduktif di arus bawah akibat tersumbatnya saluran distribusi ekonomi dan perdagangan di masyatakat.
Bukan hal yang mustahil jika PPKM diperpanjang lagi bisa menimbulkan gerakan massa di arus bawah yang suluh apinya sudah lama disulut dan disebarkan oleh kelompok tertentu.
Oleh karena itu, pemerintah agar segera membuat langkah-langkah kebijakan ke depan yang lebih soft dan memberi ruang lebih leluasa bagi pergerakan dan perkembangan ekonomi dan perdagangan di tengah mayrakat.
Hal itu penting agar energi yang selama ini tergumpal di masyatakat bisa segera mendapat saluran yang positif dan terhindar bisa dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk menjadi modal pergerakan politik praktis atau sosial yang bersifat destrukrif.
Kita memahami kekhawatiran pemerintah terhadap potensi meningkatnya siklus Pandemi Covid seperti yang terjadi di waktu sebelumnya. Namun hal itu tak akan terjadi karena Pandemi Covid itu adalah semacam musim. Nah saat ini musim itu sudah hampir berlalu.
Meski begitu, kewaspadaan akan adanya potensi pandemi susulan wajar dan perlu, karena itu pelaksanaan prokes dan program vaksinasi harus terus diintensifkan.
Justru yang harus lebih diwaspadai saat ini adalah meledaknya rasa frustasi dan kekesalan masyarakat akibat dari tersumbatnya arus aktifitas ekonomi dan perdagangan di arus bawah. Jika hal itu yang terjadi, tentu akan lebih banyak memakan korban jauh lebih besar dari korban Covid itu sendiri.
Bukan hanya itu, efek ledakan frustasi masyatakat akan jauh lebih berbahaya karena bisa menggangu tatanan dan stabilitas sosial politik nasional.
Alasanya, selain kecenderungan pandemi saat ini sudah mulai menurun ke arah lebih baik, juga karena kondisi psikologis masyarakat sudah hampir mencapai puncak "memanas".
Kondisi ini sangat berbahaya bagi stabilitas politik nasional yang bisa menimbulkan gerakan kontraproduktif di arus bawah akibat tersumbatnya saluran distribusi ekonomi dan perdagangan di masyatakat.
Bukan hal yang mustahil jika PPKM diperpanjang lagi bisa menimbulkan gerakan massa di arus bawah yang suluh apinya sudah lama disulut dan disebarkan oleh kelompok tertentu.
Oleh karena itu, pemerintah agar segera membuat langkah-langkah kebijakan ke depan yang lebih soft dan memberi ruang lebih leluasa bagi pergerakan dan perkembangan ekonomi dan perdagangan di tengah mayrakat.
Hal itu penting agar energi yang selama ini tergumpal di masyatakat bisa segera mendapat saluran yang positif dan terhindar bisa dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk menjadi modal pergerakan politik praktis atau sosial yang bersifat destrukrif.
Kita memahami kekhawatiran pemerintah terhadap potensi meningkatnya siklus Pandemi Covid seperti yang terjadi di waktu sebelumnya. Namun hal itu tak akan terjadi karena Pandemi Covid itu adalah semacam musim. Nah saat ini musim itu sudah hampir berlalu.
Meski begitu, kewaspadaan akan adanya potensi pandemi susulan wajar dan perlu, karena itu pelaksanaan prokes dan program vaksinasi harus terus diintensifkan.
Justru yang harus lebih diwaspadai saat ini adalah meledaknya rasa frustasi dan kekesalan masyarakat akibat dari tersumbatnya arus aktifitas ekonomi dan perdagangan di arus bawah. Jika hal itu yang terjadi, tentu akan lebih banyak memakan korban jauh lebih besar dari korban Covid itu sendiri.
Bukan hanya itu, efek ledakan frustasi masyatakat akan jauh lebih berbahaya karena bisa menggangu tatanan dan stabilitas sosial politik nasional.
*Uten Sutendy, budayawan, penulis novel "Baduy sebuah Novel".
Tentang Penulis - Uten Sutendy
Leadership Development
Uten Sutendy
Uten Sutendy, karirnya sebagai penulis buku dimulai sebagai wartawan yang bekerja di beberapa media. Tahun 1990-an aktif sebagai wartawan di Media Indonesia. Kemudian hijrah ke Palembang dan Lampung Sumatera Bagian Selatan bekerja sebagai redaktur di Harian Umum Sumatera Expres dan Lampung Post, dua– duanya anak perusahaan Media Indonesia Group. Dunia broadcasting pun ditekuninya. Pada tahun 1995 saat menjadi Manajer Program pada Radio Kharisma FM Lampung, beliau mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (SETIAL)Bandar Lampung. Di tengah kesibukannya sebagai wartawan, dosen, penyiar, bersama teman- teman aktivis, penulis, dan akademisi, ia mendirikan Forum for Information and Regional Development Studies (FIRDES), sebuah forum diskusi untuk kajian pembangunan daerah.
Pada tahun 1994, ia mendapat undangan dari Kedutaan Besar Malaysia dan Brunei Darussalam untuk studi komparasi perkembangan Pers ASEAN. Kesempatan itu ia pergunakan juga untuk penelitian Kebud ayaan Melayu Baru di beberapa negara meliputi Brunai Darussalam, Malaysia, Singapura dan Pattani, sebuah wilayah komunitas Melayu Muslim di Thailand. Tahun 1995, pria kelahiran 04 April 1966 ini, kembali ke Jakarta, bekerja di beberapa media, diantaranya di Harian Umum Berita Yudha, Redaktur Majalah Ekonomi dan Agrobisnis, Tropis, sebelum kemudian aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) DKI Jakarta tahun 1998 sebagai sekretaris eksekutif dan di Kamar Dagang dan Industri (KADIN), serta di Ormas Nasional Demokrat (NASDEM). Kini sarjana filsafat dari UIN Jakarta ini aktif selain sebagai penulis buku, dosen, juga Presiden Direktur Media Komunika, perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultan media, public relation, publishing dan event organizer. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan yang dipimpinnya banyak menerbitkan buku-buku, majalah dan tabloid.
Buku-buku yang pernah ditulis dan disunting bersama teman-temannya, antara lain Editorial Kehidupan Surya Paloh (Pemilik Media Indonesia Group dan Metro TV), Kiat Sukses Menjadi Pengusaha (LP3I, Jakata 1998), Merumuskan Kembali Konsep Ke-Indonesiaan, Menuju Rekonsiliasi Politik, Budaya dan Restrukturisasi Ekonomi (Lembaga Pengkajian Strategis FKPPI 2001).
Buku-buku karya pribadinya ialah Kesetiaan, Kejujuran, dan Kesederhanaan untuk Bangsa (Suara Pembaharuan 2002), Perjuangan, Pemikiran dan Pengabdian Rahmat Shah (Konsul Kehormatan Republik Turki untuk Sumatera Utara dan Pemburu Internasional), Biografi Perjuangan Mutiara, Pengabdian dan Kesetiaan Tiada Akhir Isteri Seorang Pejuang (Media Komunika, Banten, 2007), dan Damai dengan Alam, Kearifan Hidup Orang Baduy (Media Komunika 2010), Bait Cinta di Tanah Baduy (Glow Communication, 2015), “Menguak Tabir Surga, Kumpulan Puisi”, 2017 (HW Project, Jakarta), “Menuju Jalan Baru”, 2016 (Citra Media Jakarta).
Pada tahun 1994, ia mendapat undangan dari Kedutaan Besar Malaysia dan Brunei Darussalam untuk studi komparasi perkembangan Pers ASEAN. Kesempatan itu ia pergunakan juga untuk penelitian Kebud ayaan Melayu Baru di beberapa negara meliputi Brunai Darussalam, Malaysia, Singapura dan Pattani, sebuah wilayah komunitas Melayu Muslim di Thailand. Tahun 1995, pria kelahiran 04 April 1966 ini, kembali ke Jakarta, bekerja di beberapa media, diantaranya di Harian Umum Berita Yudha, Redaktur Majalah Ekonomi dan Agrobisnis, Tropis, sebelum kemudian aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) DKI Jakarta tahun 1998 sebagai sekretaris eksekutif dan di Kamar Dagang dan Industri (KADIN), serta di Ormas Nasional Demokrat (NASDEM). Kini sarjana filsafat dari UIN Jakarta ini aktif selain sebagai penulis buku, dosen, juga Presiden Direktur Media Komunika, perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultan media, public relation, publishing dan event organizer. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan yang dipimpinnya banyak menerbitkan buku-buku, majalah dan tabloid.
Buku-buku yang pernah ditulis dan disunting bersama teman-temannya, antara lain Editorial Kehidupan Surya Paloh (Pemilik Media Indonesia Group dan Metro TV), Kiat Sukses Menjadi Pengusaha (LP3I, Jakata 1998), Merumuskan Kembali Konsep Ke-Indonesiaan, Menuju Rekonsiliasi Politik, Budaya dan Restrukturisasi Ekonomi (Lembaga Pengkajian Strategis FKPPI 2001).
Buku-buku karya pribadinya ialah Kesetiaan, Kejujuran, dan Kesederhanaan untuk Bangsa (Suara Pembaharuan 2002), Perjuangan, Pemikiran dan Pengabdian Rahmat Shah (Konsul Kehormatan Republik Turki untuk Sumatera Utara dan Pemburu Internasional), Biografi Perjuangan Mutiara, Pengabdian dan Kesetiaan Tiada Akhir Isteri Seorang Pejuang (Media Komunika, Banten, 2007), dan Damai dengan Alam, Kearifan Hidup Orang Baduy (Media Komunika 2010), Bait Cinta di Tanah Baduy (Glow Communication, 2015), “Menguak Tabir Surga, Kumpulan Puisi”, 2017 (HW Project, Jakarta), “Menuju Jalan Baru”, 2016 (Citra Media Jakarta).